SELAMAT DATANG DI INTERPARENT'S BLOGS

Senin, 24 Oktober 2011

tugas bab 2

BAB II

LANDASAN TEORI

Teori dasar / Konsep

Mengingat banyaknya pilihan merek dan tipe handphone yang ditawarkan di pasaran, serta sering berubahnya selera kosumen maka tidak jarang dalam kurun waktu singkat seseorang pengguna berganti merek atau tipe handphonenya dari suatu merek ke merek lainnya.

Oleh karena itu penelitian yang dilakukan difokuskan perindahan penggunaan merek handphone oleh para pengguna mahasiswa serta untuk melihat pula merek handphone mana yang paling digemari oleh para mahasiswa.

Tinjauan riset terdahulu

Ismulyana Djan dan Ramlan Ruvendi, 2006. Mengatakan bahwa selera konsumen selalu berubah dalam menggunakan suatu produk. Perpindahan merek handphone adalah gejala yang umum terjadi dikalangan konsumen mahasiswa maupun konsumen pada umumnya.

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ilmiah ini meliputi :

1. Merek

2. Pangsa pasar

3. Alasan pemilihan merek

4. Daya tarik produk

The American Marketing Association dalam Basu Swasta (1980) mengartikan merek sebagai suatu nama, istilah, simbol, disain, atau kombinasinya sebagai tanda pengenal produk atau jasa suatu penjual yang membedakan dengan produk-produk pesaing.

Secara operasional merek adalah nama dan simbol yang diberikan produsen kepada produk handphone yang diperdagangkan di pasaran. Dalam pengolahan data merek akan diberikan lambang atau kategori angka mulai 1, 2, 3, dan seterusnya.

Pangsa pasar adalah nilai probabilitas pada matrik kejadian (MK) Markov yang menunjukkan proporsi antara jumlah produk yang dibeli konsumen pada suatu merek dibandingkan dengan total pembelian semua responden.

Dasar pemilihan merek adalah faktor-faktor lingkungan yang mendorong seseorang untuk memilih merek handphone tertentu.

Daya tarik merek adalah faktor-faktor intrinsik yang melekat pada produk yang menyebabkan produk dipilih.

Pengembangan Hipotesis

Konsumen hand phone di indonesia merupakan jumlah yang sangat banyak dan beraneka ragam (Heterogen) terhadap penggunaannya, banyak faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih merek telepon genggam, diantaranya adalah Merek, Pangsa pasar, Alasan pemilihan merek, dan Daya tarik produk.

Pada merek, konsumen remaja umumnya menginginkan ponsel yang serbaguna dan memiliki fitur-fitur yang lengkap, dalam hal ini Nokia dapat dikatakan sebagai merek telepon genggam yang memiliki fitur yang lengkap.

Pangsa pasar yang menguasai pasar telepon genggam di Indonesia saat ini adalah Nokia, dimana nokia telah hadir di Indonesia sejak lama, sehingga besar kemungkinan nokia menjadi merek yang lebih di kenal luas.

Alasan pemilihan merek biasanya di dominasi oleh pengaruh gengsi, saat ini terdapat merek dengan konsep mewah yang di usung oleh merek terkenal Blackberry.

Daya tarik terhadap produk telepon genggam dipengaruhi oleh fitur-fitur lebih yang terdapat pada produk telepon genggam itu sendiri, saat ini nokia dan samsung mengunggulkanberbagai fitur yang lebih baik dari produk ponsel lainnya.

Hipotesis

Dapat diambil kesimpulan dalam sebuah hipotesis, bahwa merek ponsel nokia akan merajai pangsa pasar di Indonesia, khususnya para mahasiswa, karena mahasiswa biasanya lebih teliti dalam pemilihan dan peggunaan ponsel, penelitian ini pun dapat menjadi panutan guna penelitian sejenis yang lebih luas.

ini link pak prihantoro

Senin, 10 Oktober 2011

tugas review 3 jurnal (REVISI)

Nama : Irwo sasongko

NPM : 16209467

Kelas : 2 ea 11

Tema : Perbankan

ANALISA RESPON MASYARAKAT AKAN KEBERADAAN BANK BERBASIS SYARIAH DI INDONESIA

Latar belakang

Dalam kehidupan kita sekarang ini, perekonomian abad moderen hampir seluruhnya dijalaankan oleh dunia perbankan, dimana transaksi tidak hanya harus bertatap muka, melainkan kini dapat melakukan transaksi pembayaran antar negara dalam hitungan detik. Kehadiran bank dalam masyarakat indonesia, merupakan alat penopang kegiatan ekonomi, dimana bank selalu ambil bagian dalam kegiatan ekonomi maupun non ekonomi.

Namun belum lama ini, muncul sebuah konsep baru yang di tawarkan oleh industri perbankan yang membawa perbankan dan hukum-hukumnya dalam konsep islam. Masyarakat pun kini dihadapkan pada pilihan.

Rumusan masalah

1. Mencari tahu faktor apa saja yang mempengaruhi nasabah untuk memilih Bank berbasis syariah.

2. Mencari hubungan/korelasi antara sitem perbankan yang konvensional dengan bank yang berbasis syariah.

3. Bagaimana masyarakat menilai plus minus sistem perbankan saat ini.

Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1.Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi nasabah untuk memilih Bank berbasis syariah.

2.Untuk Mencari hubungan/korelasi antara sitem perbankan yang konvensional dengan bank yang berbasis syariah.

3.Untuk mengetahui Bagaimana masyarakat menilai plus minus sistem perbankan saat ini.

Metodelogi penelitian

Menurut cara memperoleh data, dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang berasal dari pihak lain yang telah dikumpulkan lalu sebelumnya diolah terlebih dahulu. Sedangkan menurut sifatnya saya menggunakan data primer dan data sekunder.

Dan menurut sumber pengambilan data, dalam penelitian ini saya mengumpulkan data melalui dokumentasi, yaitu mencari data-data melalui media internet mengenai penelitian yang terdahulu..

Hipotesis

Dugaan sementara , Kosep islami yang mengharamkan riba yang ditawarkan oleh perbankan yang berbasis syariah, munkin akan membuat banyak nasabah yang akan beralih ke bank syariah, dikarenakan kemudahan dalam pembayaran bagi hasil dari pinjaman modal. Dan telah terbukti efektif dan mampu bertaan dari krisis moneter tahun 1998 silam.

Hasil dan Analisis

1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMILIH BANK SYARIAH

Oleh :Ahmad Mardalis dan Edwin Zusrony, 2009

Belajar dari pengalaman ketika krisis moneter melanda Indonesia pada 1997, sejumlah ban konvensional di Indonesia mengalami kegoncangan yang pada akhirnya sejumlah bank tersebut dilikuidasi karena mengalami negative spread, yang artinya, sejumlah bank tersebut tidak mampu menunaikan kewajibannya kepada masyarakat. Kebijakan bunga tinggi yang diterapkan pemerintah Indonesia selama krisis berlangsung telah membuat bank-bank konvensional (dengan sistem bunga) mengalami bunga negatif (negative spread) , akibatnya dalam rentang satu tahun saja 64 bank terlikuidasi dan 45 bank lainnya bermasalah. Mengapa itu terjadi ? Karena bank-bank tersebut harus membayar bunga simpanan nasabah yang jauh lebih tinggi daripada bunga kredit yang diterima dari debitur. Bank- Bank yang terlikuidasi dan bermasalah tersebut adalah bank-bank yang masuk dalam Bank Beku Operasi (BBO) yang berada di bawah pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Kondisi demikian itu ternyata tidak berpengaruh sama sekali terhadap perbankan syari’ah (yang memakai sistem bagi hasil), sebab bank syariah tidak dibebani kewajiban untuk membayar bunga simpanan kepada para nasabahnya.

Bank syariah hanya membayar bagi hasil kepada nasabahnya sesuai dengan margin keuntungan yang diperoleh bank. Dengansistem ini bank syari’ah tidak akan mengalami negative spread sebagaimana dialamioleh perbankan konvensional yang memakai sistem bunga. Perbankan syariah atau perbankan islam adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum islam). Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam agama islam untuk memungumaupun meminjam dengan bunga atau disebut dengan kata lain riba. Larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram (misal: usaha yang berkaitan dengan produksi makanan/minuman haram, usaha media yang tidak islami dll). Dengan sistem ini, Bank Syariah tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan konvensional.

Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih Bank syariah “M” di Surakarta dapat ditarik kesimpulan :


Faktor Internal

a. Faktor Keamanan dan Kenyamanan,

Relasi, Fitur atau produk, Syariah dan Promosi merupakan faktorfaktor internal yang mempengaruhi konsumen dalam memilih bank syariah “M”.

b. Faktor Keamanan dan kenyamanan dapat menjelaskan tentang penyebab konsumen memilih bank syariah “M” sebesar 29,81%.

c. Faktor Relasi dapat menjelaskan

tentang penyebab konsumen memilih bank syariah “M” sebesar 14,15%.

d. Faktor Fitur atau produk dapat menjelaskan

tentang penyebab konsumenmemilih bank syariah “M”sebesar 11,24%.

e. Faktor Syariah dapat menjelaskan

tentang penyebab konsumen memilih bank syariah “M” sebesar 9,66%.

f. Faktor Promosi dapat menjelaskan

tentang penyebab konsumen memilih bank syariah “M” sebesar 6,65%.

g. Faktor Keamanan dan kenyamanan

merupakan faktor internal yang dominan berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam memilih bank syariah “M”

Faktor Eksternal

a. Faktor Personal, Psikologi, Sosial dan Kultural merupakan faktorfaktor eksternal yang mempengaruhi konsumen dalam memilih bank syariah “M”.

b. Faktor Personal dapat menjelaskan tentang penyebab konsumen memilih bank syariah “M” sebesar 40,42%.

c. Faktor Psikologi dapat menjelaskan tentang penyebab konsumen memilih bank syariah “M” sebesar 14,20%.

d. Faktor Sosial dapat menjelaskan tentang penyebab konsumen memilih bank syariah “M” sebesar 11,46%.

e. Faktor Kultural dapat menjelaskan tentang penyebab konsumen memilih bank syariah “M” sebesar 7,99%.

f. Faktor Personal merupakan faktor eksternal yang dominan berpengaruhterhadap keputusan konsumen dalam memilih bank syariah “M”.


2. IDENTIFIKASI FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMILIH JASA PERBANKAN : BANK SYARIAH VS BANK KONVENSIONAL

Oleh : Dr.harif amali Rivai. SE, M,Si , 2011

Hasil survei yang dilakukan Tim Penelitian Dan Pengembangan Bank Syariah (utomo 2011), menunjukkan bahwa persepsi bunga dari sudut pandang agama dapat dibedakan menjadi tiga pendapat; (1) bertentangan dengan ajaran agama., (2) tidak bertentangan dengan ajaran agam, (#) tidak tahu/ragu-ragu,. Survey di Jawa Barat (2001) menunjukkan indikasi Bahwa 62%responden menyatakan bertentangan dengan ajaran agama, sementara 22% diantara responden menyatakan tidak bertentangan, dan sisanya (16%) menyatakan tidak tahu/ragu-ragu.

Sedangkan penelitian Bank Indonesia tahun 2001 di Sumatra Barat menunjukan bahwa 20% masyarakat menyatakan bahwa bunga itu haram, 39% menyatakan tidak tahu / ragu-ragu, dan sisanya 41% menyatakan bahwa bunga itu tidak haram. Untuk tingatan internasional, penelitian tentang prilaku nasabah islamic bank di bhrain menemukan bahwa keputusan nasabah dalam memilih bak syariah lebih didorong oleh faktor keagamaan melalui dukungan masyarakat pada ketaatan perbkan terhadap prinsip-prinsip islam. Di samping itu masyarakat di negara tersebut mereka juga dipengaruhi oleh dorongan keluarga,dan teman serta lokasi keberadaan bank.

3. Persepsi Nasabah dalam Memilih Bank Syariah dan Bank Konvensional di Sidoarjo

Oleh: Ari Kamayanti dan Parwita Setya W

Perbedaan yang mendasar dari nasabah bank konvensional dan bank syariah adalah persepsi mereka terhadap persamaan antara menabung di bank konvensional dan bank syariah.Sebanyak 61,8 % nasabah bank konvensional mempunyai persepsi bahwa menabung di bank konvensional maupun di bank syariah sama saja, mereka hanya menabung untuk menyimpan dengan aman keuangan mereka. Sedangkan 63% nasabah bank syariah mempunyai persepsi tidak sama. Dari perbedaan persepsi layanan bank konvensional dan bank syariah sumbangan terbanyak adalah persepsi nasabah bank syariah terhadap layanan melalui Mobile banking (55,6%), sedangkan nasabah bank konvensional hanya 35 %. Keadaan ini menunjukkan bahwa layanan bank Syariah masih kurang memuaskan nasabahnya dibandingkan dengan bank konvensional. Tantangan untuk bank Syariah melakukan inovasi dan terobosan-terobosan baru dalam pelayanan perbankan.

Analisis dan saran

PerBankan syariah yang belum lama hadir dalam bidang perbankan di Indonesia sebaiknya dapat meningkatkan ketersediaannya akan informasi yang pasti kepada nasabah atau calon nasabah tentang kemudahan dalam pelayanan, dan fasilitas- fasilitas di perbankanya serta mendukung layanan tanpa mengharapkan riba. Dengan demikian bank syariah diharapkan dapat meraih lebih banyak nasabah dan meningkatkan kompetensinya di dunia perbankan Indonesia.

Respon positif ternyata banyak di jumpai di beberapa daerah survei dan hasilnya mereka lebih memilih bank berbasis syariah ketimbang bank konvensional dikarenakan ada beberapa perbedaan yang mendasar, terutama soal bunga, pada bank syariah tidak mengenal bunga. Melainkan sistem bagi hasil yang banyak mendpat respon positif dr masyarakat.

Agar perbankan yang berbasis syariah, dapat semakin di minati banyak nasabah, maka harus dilakukan usaha yang lebih lagi untuk menginformasikan kepada masyarakat yang lebih luas atas keunggulan konsep yang dimiliki perbankan syariah ini, dengan demikian mungkin akan mampu menjaring nasabah baru lebih banyak lagi.

Daftar pustaka

Bank Indonesia. 2000. Potensi, Preferensi dan Perilaku Nasabah Bank Syariah di Pulau Jawa. www.bi.go.id.

http://akuntansisyariah.multiply.com/journal/item/2/Persepsi_Nasabah_dalam_Memilih_Bank_Syariah_dan_Bank_Konvensional_di_Sidoarjo


ini link pak Prihantoro

Minggu, 09 Oktober 2011

tugas pertama softsklill perilaku konsumen

TUGAS PERILAKU KONSUMEN





IRWO SASONGKO

3 EA 11

16209467

UNIVERSITAS GUNADARMA

2011

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai negara berpenduduk besar telah menempatkan industri pangan sebagai industri yang strategis baik dalam penyerapan pasar maupun penyediaan sumber daya. Keragaman budaya dari ratusan suku bangsa yang tersebar di luasan wilayah kepulauan Indonesia merupakan warisan leluhur yang sangat bernilai tinggi. Perilaku makan merupakan bagian penting pula dari adat istiadat di banyak suku Bahkan makanan telah menjadi simbol kebudayaan dan berpotensi menjadi bagian budaya nasional.

Indomie sebagai pemimpin pasar mi instant, dari sekitar 30 pemain, telah melakukan banyak terobosan dalam menjaga keutuhan pangsa dan bahkan meningkatkannya. Persaingan Indomie akan lebih diarahkan pada persaingan dengan produk pemium dan impor. Salah satu produk Indomie yang diluncurkan PT ISM (Indofood Sukses Makmur, Tbk) dalam program LIntas Budaya Nusantara adalah Indomie Selera Nusantara (ISN). ISN merupakan hasil dari pengembangan produk yang mengangkat cita rasa makanan khas daerah di Indonesia.

1

2

2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perusahaan menghadapi prilaku konsumen yang beraneka ragam.

2. Bagaimana langkah perusahaan dalam memenuhi tuntutan segmentasi pasar.

3. Tujuan penelitian

Berdasarkan kondisi tersebut di atas maka penelitian ini dilakukan untuk :

(1). mengidentifikasikan pola konsumsi konsumen mahasiswa terhadap ISN

(2). menganalisiskan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap konsumen mahasiswa terhadap atribut-atribut ISN

(3). menganalisis hubungan pola konsumsi ISN dengan selera makanan daerah

4. Metodelogi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian tersebut yaitu dengan menggunakan metoda survey. Data diambil melaui contoh konsumen yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu (judgment non probability sampling) Adapun kriteria contoh adalah mahasiswa/i, konsumen makanan khas daerah dan mi instan serta merupakan pembuat keputusan dalam konsumsi mi instan.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pendahuluan

I. Apa yang dimaksud dengan perilaku konsumen?

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.

Contoh kasus : Perilaku kosumsi ISN menunjukkan pola yaitu terdapat jumlah yang sama pada konsumen yang mengkonsumsi sedikit dan konsumen yang mengkonsumsi banyak (34,3%). Sebagian besar responden mengkonsumsi jenis rasa tertentu (59,3%). Dasar pertimbangan konsumsi sebagian besar responden adalah situasi dan kondisi saat proses pembelian (35%). Sebanyak 72,3% responden mengetahui atau menyadari keberadaan iklan ISN.

II. Pemikiran yang benar tentang konsumen

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

3

4

III. Penelitian konsumen sebagai suatu bidang yang dinamis

Perilaku konsumen dikatakan dinamis karena proses berpikir, merasakan, dan aksi dari setiap individu konsumen, kelompok konsumen, dan perhimpunan besar konsumen selalu berubah secara konstan. Sifat yang dinamis demikian menyebabkan pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat menantang sekaligus sulit. Karena itu suatu perusahaan harus senantiasa melakukan inovasi.

Contoh : seorang konsumen lebih memilih Indomie rasa soto dibanding rasa kari ayam karena telah mencoba dan membandingkan mana yang menurutnya lebih enak.

2. Segmentasi pasar dan analisis demografi

I. Segmentasi pasar

Segmentasi pasar adalah proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok-kelompok pasar yang terdiri dari orang-orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa. Maksudnya adalah untuk merancang suatu bauran pemasaran yang secara tepat sesuai dengan kebutuhan para individu.

Contoh : PT ISM (Indofood Sukses Makmur, Tbk) dalam program Lintas Budaya Nusantara meluncurkan produk Indomie Selera Nusantara (ISN). Guna mengangkat cita rasa makanan khas daerah di Indonesia. Pembelinya pun kalangan konsumen yang suka terhadap masakan khas daerah.

5

II. Rencana perubahan

Rencana perubanan maksudnya adalah perilaku konsumen dimana mulai mengalami perubahan terhadap suatu produk. Hal ini daat di karenakan adanya rasa kecewa terhadap kelemahan produk.

Contoh : Konsumen Indofood mengurangi konsumsi produk karena ada beberapa kendala, seperti tidak tersedianya stok produk di pasar, kualitas yang menurun atau harga yang naik.

3. Proses pengambilan keputusan oleh konsumen

1. Model proses pengambilan keputusan

Secara umum ada tiga cara/model analisis pengambilan keputusan konsumen, yakni:

1. Economic Models, pengambilan keputusan diambil berdasarkan alas an ekonomis dan bersifat lebih rasional

2. Psychological models, diambil lebih banyak akrena lasan psikoligs dan sejumlah faktos sosilogis seperti pengaruh keluarga dan budaya

3. Consumer behaviour models. Model yang umumnya diambil kebanyakan konsumen, Dilandasi oleh faktos ekonomis rasional dan psikologis.

6

2. Tipe-tipe proses pengambilan keputusan

a) Keputusan tentang kategori produk

b) Keputusan tentang merek produk

c) Keputusan tentang sumber informasi

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah

Faktor ny antara lain :

1. Masalah sederhana ( simple problem ) .

Ciri : berskala besar, tidak berdiri sendiri (memiliki kaitan erat dengan masalah lain), mengandung konsekuensi besar, pemecahannya memerlukan pemikiran yg tajam dan analitis .

• Scope : Pemecahan masalah dilakukan secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap staf pembantunya.

• Jenis : masalah yg terstruktur ( structured problems) & masalah yg tidak terstruktur ( unstructured problems ).

2. Masalah rumit ( complex problem ) .

Definisi : masalah yg jelas faktor penyebabnya, bersifat rutin dan biasanya timbul berulang kali shg pemecahannya dapat dilakukan dengan teknik pengambilan keputusan yg bersifat rutin, repetitif & dibakukan.

7

Contoh : penggajian, kepangkatan dan pembinaan pegawai, masalah perijinan, dsb.

Sifat pengambilan keputusan : relatif lebih mudah atau cepat, salah satu caranya dengan penyusunan metode / prosedur / program tetap (SOP).

3. Masalah yg Terstruktur

Definisi : penyimpangan dari masalah organisasi yang bersifat umum, tidak rutin, tidak jelas faktor penyebab dan konsekuensinya, serta tidak repetitif kasusnya.

Sifat pengambilan keputusan : relatif lebih sulit dan lebih lama , diperlukan teknik PK yang bersifat non-programmed decision-making.

4. Masalah yg Tidak Terstruktur

Definisi yg dibuat bukanlah seperti sebuah solusi yang samar.

Contoh: Masalah yang kita hadapi adalah melatih staf yang bekerja lamban.

8

4. Pembelian

Pembelian adalah situasi dimana konsumen bersedia menukarkan sejumlah uangnya dengan sejumlah produk barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya.

Dengan melakukan pembelian Produk mie instan sebagaimana diketahui adalah salah satu produk makanan cepat saji yang semakin lama semakin banyak digemari masyarakat karena kemudahan dalam hal penyajiannya. Demikian juga bagi kalangan mahasiswa yang sebagian besar berdomisili jauh dari orang tua, produk ini merupakan makanan cepat saji yang biasa dikonsumsi karena harganya yang terjangkau, mudah didapatkan dan sifatnya yang tahan lama.

Dengan semakin banyaknya mie instan yang ada di pasaran berarti memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk memilih merk yang sesuai dengan keinginannya.

5. Diagnosa perilaku konsumen

Dengan mengkaji perilaku konsumen perusahaan dapat mengetahui tentang hasil diagnosa siapa dan apa serta bagaimana kebenaran tentang pemakaian suatu poduk. Dari perilaku konsumen menyenangi produk saingan dan kurang menyenangi produk yang dihasilkan suatu perusahaan.

9

Misalnya mengapa seorang konsumen mie lebih suka terhadap merek mie tertentu, hal tersebut dapat diketahui dari perilaku konsumen.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan dan saran

Dari hasil penelitian dan analisis diatas, dapat saya ambil sedikit kesimpulan bahwa dalam hal perusahaan dihadapkan pada berbagai macam perilaku konsumen, perusahaan harus memiliki kemampuan untuk dapat mendapatkan perhatian yang lebih dari konsumen agar konsumen tidak berpaling ke produk lain, bisa dengan melalui media iklan yang menarik ataupun melalui segmentasi pasar yang tepat agar konsumen merasa memiliki produk tersebut dan sesuai dengan keinginan konsumen itu sendiri.

Dalam menghadapi prilaku konsumen yang beraneka ragam, sebaiknya perusahaan menerima masukan dari konsumen baik keluhan maupun berupa saran yang tentunya untuk kebaikan perusahan maupun konsumen. Dengan demikian maka perusahaan akan dapat menghadapi perilaku konsumen serta tetap mendapat perhatian dan loyalitas konsumen.

Oleh karena itu perlu bagi perusahaan untuk menganalisis perilaku konsumen mie instan untuk mengetahui pola pembeliannya. Dengan banyaknya merk mie instan yang ada di pasaran akan mendorong perusahaan bersaing mendapatkan calon konsumen melalui berbagai strategi yang tepat, misalnya mengubah kemasan, warna, aroma, promosi dan harga. Lebih jauh lagi produsen dalam mendistribusikan

10

11

produknya ke pasar konsumen berusaha agar produknya dapat diterima sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen.

Daftar pustaka

http://nssdc.gsfc.nasa.gov/nmc/MapQuery.jsp

http://elibrary.mb.ipb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=mbipb-12312421421421412-henrysumur-545

http://edwardferdinandonly.blogspot.com/2010/03/tugas-perilaku-konsumen.html

Minggu, 02 Oktober 2011

tugas analisis tiga jurnal

Nama : Irwo sasongko

Kelas : 3ea 11

NPM : 16209467

Tema : Perbankan

ANALISA RESPON MASYARAKAT AKAN KEBERADAAN BANK BERBASIS SYARIAH


Latar belakang

Dalam kehidupan kita sekarang ini, perekonomian abad modere hampir seluruhnya dijalaankan oleh dunia perbankan, dimana transaksi tidak hanya harus bertatap muka, melainkan kini dapat melakukan transaksi pembayaran antar negara dalam hitungan detik. Kehadiran bank dalam masyarakat indonesia, merupakan alat penopang kegiatan ekonomi, dimana bank selalu ambil bagian dalam kegiatan ekonomi maupun non ekonomi.

Namun belum lama ini, muncul sebuah konsep baru yang di tawarkan oleh industri perbankan yang membawa perbankan dan hukum-hukumnya dalam konsep islam. Masyarakat pun kini dihadapkan pada pilihan.

Tujuan penelitian

Adalah untuk menganalisis dan mengkaji faktor apa saja yang melatarbelakangi nasabah dalam pengambilan keputusan memilih bank syariah atau bank konvensional. Serta melihat respon masyarakat terhadap perbankan syariah.

Metodelogi

Dalam penelitian ini digunakan metode survei lapangan dengan cara membagikan kuisioner dan wawancara serta analisis jurnal pada penelitian yang telah lebih dulu dilakukan.

Hipotesis

Kosep islami yang mengharamkan riba yang ditawarkan oleh perbankan yang berbasis syariah, munkin akan membuat banyak nasabah yang akan beralih ke bank syariah, dikarenakan kemudahan dalam pembayaran bagi hasil dari pinjaman modal.

Hasil dan Analisis

1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMILIH BANK SYARIAH

Oleh :Ahmad Mardalis dan Edwin Zusrony, 2009

Belajar dari pengalaman ketika krisis moneter melanda Indonesia pada 1997, sejumlah ban konvensional di Indonesia mengalami kegoncangan yang pada akhirnya sejumlah bank tersebut dilikuidasi karena mengalami negative spread, yang artinya, sejumlah bank tersebut tidak mampu menunaikan kewajibannya kepada masyarakat. Kebijakan bunga tinggi yang diterapkan pemerintah Indonesia selama krisis berlangsung telah membuat bank-bank konvensional (dengan sistem bunga) mengalami bunga negatif (negative spread) , akibatnya dalam rentang satu tahun saja 64 bank terlikuidasi dan 45 bank lainnya bermasalah. Mengapa itu terjadi ? Karena bank-bank tersebut harus membayar bunga simpanan nasabah yang jauh lebih tinggi daripada bunga kredit yang diterima dari debitur. Bank- Bank yang terlikuidasi dan bermasalah tersebut adalah bank-bank yang masuk dalam Bank Beku Operasi (BBO) yang berada di bawah pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Kondisi demikian itu ternyata tidak berpengaruh sama sekali terhadap perbankan syari’ah (yang memakai sistem bagi hasil), sebab bank syariah tidak dibebani kewajiban untuk membayar bunga simpanan kepada para nasabahnya.

Bank syariah hanya membayar bagi hasil kepada nasabahnya sesuai dengan margin keuntungan yang diperoleh bank. Dengansistem ini bank syari’ah tidak akan mengalami negative spread sebagaimana dialamioleh perbankan konvensional yang memakai sistem bunga. Perbankan syariah atau perbankan islam adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum islam). Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam agama islam untuk memungumaupun meminjam dengan bunga atau disebut dengan kata lain riba. Larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram (misal: usaha yang berkaitan dengan produksi makanan/minuman haram, usaha media yang tidak islami dll). Dengan sistem ini, Bank Syariah tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan konvensional.

Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih Bank syariah “M” di Surakarta dapat ditarik kesimpulan :


Faktor Internal

a. Faktor Keamanan dan Kenyamanan,

Relasi, Fitur atau produk, Syariah dan Promosi merupakan faktorfaktor internal yang mempengaruhi konsumen dalam memilih bank syariah “M”.

b. Faktor Keamanan dan kenyamanan dapat menjelaskan tentang penyebab konsumen memilih bank syariah “M” sebesar 29,81%.

c. Faktor Relasi dapat menjelaskan

tentang penyebab konsumen memilih bank syariah “M” sebesar 14,15%.

d. Faktor Fitur atau produk dapat menjelaskan

tentang penyebab konsumenmemilih bank syariah “M”sebesar 11,24%.

e. Faktor Syariah dapat menjelaskan

tentang penyebab konsumen memilih bank syariah “M” sebesar 9,66%.

f. Faktor Promosi dapat menjelaskan

tentang penyebab konsumen memilih bank syariah “M” sebesar 6,65%.

g. Faktor Keamanan dan kenyamanan

merupakan faktor internal yang dominan berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam memilih bank syariah “M”

Faktor Eksternal

a. Faktor Personal, Psikologi, Sosial dan Kultural merupakan faktorfaktor eksternal yang mempengaruhi konsumen dalam memilih bank syariah “M”.

b. Faktor Personal dapat menjelaskan tentang penyebab konsumen memilih bank syariah “M” sebesar 40,42%.

c. Faktor Psikologi dapat menjelaskan tentang penyebab konsumen memilih bank syariah “M” sebesar 14,20%.

d. Faktor Sosial dapat menjelaskan tentang penyebab konsumen memilih bank syariah “M” sebesar 11,46%.

e. Faktor Kultural dapat menjelaskan tentang penyebab konsumen memilih bank syariah “M” sebesar 7,99%.

f. Faktor Personal merupakan faktor eksternal yang dominan berpengaruhterhadap keputusan konsumen dalam memilih bank syariah “M”.


2. IDENTIFIKASI FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMILIH JASA PERBANKAN : BANK SYARIAH VS BANK KONVENSIONAL

Oleh : Dr.harif amali Rivai. SE, M,Si , 2011

Hasil survei yang dilakukan Tim Penelitian Dan Pengembangan Bank Syariah (utomo 2011), menunjukkan bahwa persepsi bunga dari sudut pandang agama dapat dibedakan menjadi tiga pendapat; (1) bertentangan dengan ajaran agama., (2) tidak bertentangan dengan ajaran agam, (#) tidak tahu/ragu-ragu,. Survey di Jawa Barat (2001) menunjukkan indikasi Bahwa 62%responden menyatakan bertentangan dengan ajaran agama, sementara 22% diantara responden menyatakan tidak bertentangan, dan sisanya (16%) menyatakan tidak tahu/ragu-ragu.

Sedangkan penelitian Bank Indonesia tahun 2001 di Sumatra Barat menunjukan bahwa 20% masyarakat menyatakan bahwa bunga itu haram, 39% menyatakan tidak tahu / ragu-ragu, dan sisanya 41% menyatakan bahwa bunga itu tidak haram. Untuk tingatan internasional, penelitian tentang prilaku nasabah islamic bank di bhrain menemukan bahwa keputusan nasabah dalam memilih bak syariah lebih didorong oleh faktor keagamaan melalui dukungan masyarakat pada ketaatan perbkan terhadap prinsip-prinsip islam. Di samping itu masyaraat di negara tersebut merekajuga dipengaruhi oleh dorongan keluarga,dan teman serta lokasi keberadaan bank.


3. Persepsi Nasabah dalam Memilih Bank Syariah dan Bank Konvensional di Sidoarjo

Oleh: Ari Kamayanti dan Parwita Setya W

Satu simpulan menarik yang dapat diungkapkan dalam penelitian ini adalah bahwa nasabah di Sidoarjo Jawa Timur memilih bank syariah berdasarkan persepsi mereka terhadap layanan bank dan pengetahuan mereka terhadap agama. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk wilayah Jawa Timur, di mana persepsi agama bukan merupakan faktor yang mempengaruhi pemilihan nasabah bank syariah (lihat tabel 2.1). Akan tetapi persepsi layanan, sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Bank Indonesia, memang juga merupakan faktor pembeda bagi nasabah bank syariah di Sidoarjo.

Perbedaan yang mendasar dari nasabah bank konvensional dan bank syariah adalah persepsi mereka terhadap persamaan antara menabung di bank konvensional dan bank syariah.Sebanyak 61,8 % nasabah bank konvensional mempunyai persepsi bahwa menabung di bank konvensional maupun di bank syariah sama saja, mereka hanya menabung untuk menyimpan dengan aman keuangan mereka. Sedangkan 63% nasabah bank syariah mempunyai persepsi tidak sama. Dari perbedaan persepsi layanan bank konvensional dan bank syariah sumbangan terbanyak adalah persepsi nasabah bank syariah terhadap layanan melalui Mobile banking (55,6%), sedangkan nasabah bank konvensional hanya 35 %. Keadaan ini menunjukkan bahwa layanan bank Syariah masih kurang memuaskan nasabahnya dibandingkan dengan bank konvensional. Tantangan untuk bank Syariah melakukan inovasi dan terobosan-terobosan baru dalam pelayanan perbankan.

Analisis

PerBankan syariah yang belum lama hadir dalam bidang perbankan di Indonesia sebaiknya dapat meningkatkan ketersediaannya akan informasi yang pasti kepada nasabah atau calon nasabah tentang kemudahan dalam pelayanan, dan fasilitas- fasilitas di perbankanya serta mendukung layanan tanpa mengharapkan riba. Dengan demikian bank syariah diharapkan dapat meraih lebih banyak nasabah dan meningkatkan kompetensinya di dunia perbankan Indonesia.

Bank Indonesia. 2000. Potensi, Preferensi dan Perilaku Nasabah Bank Syariah di Pulau Jawa. www.bi.go.id.

http://akuntansisyariah.multiply.com/journal/item/2/Persepsi_Nasabah_dalam_Memilih_Bank_Syariah_dan_Bank_Konvensional_di_Sidoarjo



link untuk bapa dosen